Pastikan Transparansi Sumber Air dan Pengelolaan Sesuai Regulasi, BPKN Tinjau Pabrik AQUA Pasuruan

Pasuruan, lumbungberita.id 

Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) melakukan kunjungan kerja ke Pabrik AQUA Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Kunjungan bertujuan memastikan transparansi sumber air dan pengelolaannya sesuai dengan regulasi yang berlaku. Pabrik ini berlokasi dekat Gunung Arjuno dan memanfaatkan sumber air pegunungan alami dari kawasan tersebut, Rabu (26/1125).

Kunjungan juga memastikan bahwa proses pengambilan dan pengelolaan air di pabrik berjalan sesuai ketentuan, dilakukan secara transparan, dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Kedatangan tim BPKN diterima jajaran manajemen AQUA yang memaparkan tata kelola sumber air, proses pengolahan air mineral, serta berbagai inisiatif konservasi dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional.

Dalam penjelasannya, manajemen menyampaikan bahwa sumber air di Pabrik AQUA Pandaan telah dikaji secara ilmiah dan memenuhi kriteria air mineral berkualitas tinggi. Setiap tahapan pengelolaan dilakukan sesuai regulasi pemerintah dan prinsip kehati-hatian, untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan produksi dan kelestarian sumber daya air.

Selama kunjungan, BPKN meninjau rumah sumber air, mendengarkan penjelasan teknis mengenai proses pengelolaan air, dan mengikuti tur pabrik untuk melihat langsung penerapan standar mutu serta praktik konservasi yang diterapkan.

Apresiasi terhadap Transparansi dan Tata Kelola Ketua Komisi Komunikasi dan Edukasi BPKN, Ir. Heru Sutadi, menyampaikan bahwa kunjungan ini memberikan pemahaman mengenai sumber air AQUA, yang berasal langsung dari pegunungan.

“Hari ini kita menyaksikan langsung bahwa AQUA memang 100% air gunung, bahkan pelindung sumber airnya saja diamankan, konservasinyapun dilindungi. Kalau kemarin asumsi kami sumber airnya jauh dari gunung dan pengeborannya seperti bor rumah tangga, ternyata tidak seperti itu. Alhamdulillah, hari ini kita dapat ilmu banyak dari AQUA,” ujar Heru.

Ia juga menegaskan bahwa proses pengeboran dalam produksi adalah hal yang wajar dan sesuai dengan standar industri, dan memastikan masyarakat untuk tidak khawatir.

“Kalau dalam proses produksinya ada pengeboran saya kira wajar, karena tidak mungkin air langsung ditampung begitu saja. Karena memang ada proses produksi yang harus dijalankan oleh sebuah industri. Standarnya AQUA ini SNI-nya luar biasa, 400 parameter dijalani dan ini menjadi catatan kita bahwa konsumen memang harus percaya. Ini murni air gunung, kita lihat langsung airnya mengalir dan berdekatan dengan gunung. Konservasinya juga menarik, bahwa AQUA tidak hanya menjalankan kepentingan bisnis tetapi juga urusan keberlanjutan,” tambahnya.

Kolaborasi dan Dampak Sosial untuk Masyarakat Sekitar Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary AQUA, menyampaikan apresiasi atas kunjungan BPKN dan pentingnya memperlihatkan langsung sumber air AQUA kepada publik.

“Terima kasih kepada jajaran BPKN yang sudah hadir ke rumah sumber air kami di Pabrik Pandaan Kabupaten Pasuruan. Ini merupakan salah satu upaya kami untuk menjelaskan secara visual bahwa memang sumber air AQUA adalah air pegunungan. Kalau ada persepsi bahwa ini air bor,

itu hanya metode pengambilan saja, hari ini sudah dilihat langsung bahwa sumber airnya adalah air pegunungan,” ujar Vera.

Ia menambahkan bahwa konservasi air menjadi bagian penting dari tanggung jawab AQUA, tidak hanya untuk kebutuhan produksi tetapi juga untuk keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

“AQUA tidak hanya fokus terhadap sumber air dan produksinya, tetapi kami punya tanggung jawab lebih untuk menjaga konservasi air dari hulu sampai hilir. Kami melakukan konservasi terintegrasi sepanjang Daerah Aliran Sungai, mulai dari penanaman pohon dan sumur resapan di  hulu, pertanian regeneratif di tengah DAS, hingga pemberian akses air bersih kepada masyarakat melalui program Water Access, Sanitation, and Hygiene atau WASH, yang merupakan inisiatif penyediaan sarana air bersih dan sanitasi berbasis partisipasi masyarakat. Program ini tel,” tutupnya.

Jurnalis: SA.

Share this content:

error: Content is protected !!