Panen Cepat, Bayar di Tempat! Petani Kepulungan Diuntungkan Skema Kemitraan
Pasuruan_lumbungberita.id
Musim panen raya tiba di Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Panen yang melibatkan lahan seluas 14-15 hektare ini berlangsung mulai 2 hingga 8 Agustus 2025 dan mencakup empat dusun: Betas, Kabunan, Tugusari, dan Kajang 1.
Panen dilakukan dengan bantuan mesin modern Combine Harvester yang mampu memotong, merontokkan, dan membersihkan gabah dalam satu waktu.
Menariknya, panen kali ini merupakan hasil kemitraan para petani dengan PT Semangat Bersama Entrepreneurship (SBE). Sistem kemitraan ini dinilai lebih menguntungkan karena mempermudah proses kerja hingga menjamin harga jual gabah.
“Dulu kami cuma dapat harga Rp 6.500 per kilogram, itu pun ribet. Harus siapkan karung sendiri. Sekarang lebih simpel. Langsung timbang dan dibayar di lapangan,” ujar Ilyas, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sumber Rezeki Betas, Sabtu (2/8/2025).
Petani Kepulungan menanam varietas padi unggul Super Genjah M70D, yang dikenal dengan masa tanam singkat hanya 75-80 hari. Lebih cepat 20-30 hari dibanding varietas biasa yang memerlukan 95-120 hari.
“Sangat terasa untuk petani. Lebih cepat panen, lebih cepat juga dapat hasil,” tambah mantan Kawil Dusun Betas tersebut.
Selain memberikan harga gabah sebesar Rp 7.300/Kg, PT SBE juga menawarkan kemudahan lain. Petani yang kesulitan membeli benih akan diberi bantuan modal, yang kemudian dipotong saat masa panen.
“Yang penting tanam dulu, nanti biaya benih bisa dipotong saat panen. Jadi, sangat membantu,” ujar pria dermawan tersebut.
Sementara itu, Field Assistant PT SBE, Roziq mengatakan perusahaannya telah bermitra dengan petani di Desa Kepulungan sejak 2022. Selama ini hasilnya cukup memuaskan.
“Alhamdulillah hasilnya bagus. Awalnya dari mulut ke mulut. Akhirnya makin banyak yang ikut. Di Pasuruan kami sudah hadir di wilayah Gempol, Prigen, Purwosari, Pandaan, dan Wonorejo,” ujar Roziq.
Roziq menyebut, varietas Super Genjah M70D bisa menghasilkan rata-rata 6 ton gabah per hektare. Namun, hasil maksimal didapat saat musim kemarau.
“Kalau musim hujan kurang cocok, banyak yang roboh. Untuk itu, varietasnya kami sesuaikan. Kalau musin hujan akan kami beri varietas yang lain,” pungkasnya.
Jurnalis: Indra
Share this content: