Bus Jarang Masuk Terminal Pandaan, Calon Penumpang Keleleran Sampai “Jamuran”

Pasuruan_lumbungberita.id
Sejumlah calon penumpang bus menuju Malang dan Surabaya terpantau keleleran di Terminal Pandaan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (12/8/2025).

Kondisi ini sudah jamak terjadi tiap hari. Tak jarang penumpang harus menunggu hingga 2 jam lamanya. Seperti yang dialami Fatoni. Pria asal Kepulungan ini sampai bosan menunggu bus.

“Sudah dua jam saya disini. Sampai ‘jamuran’ rasanya. Padahal saya keburu-buru. Tahu gitu saya nge-grab saja,” ujar pria berbadan gempal ini.

Tak jauh beda dengan Fatoni, calon penumpang jurusan Surabaya yang lain, Anis, juga mengeluhkan masalah yang sama: Lama menunggu kedatangan bus.

Sejatinya, kondisi ini sudah ia ketahui sejak 2 tahun lalu. Namun, ia tak menyangka sepinya bus di terminal terus terjadi hingga saat ini.

“2 tahun lalu kondisi sudah begini. Hari ini kebetulan saya ada urusan di Lamongan, saya coba-coba naik bus. Ternyata kondisinya masih sama. Lama sekali busnya datang,” tuturnya.

Sepinya bus diakui oleh Pengawas pelayanan Terminal Tipe A (Wassatpel TTA) Pandaan, Maria Margareta. Menurut perempuan dengan panggilan akrab Maria itu, kondisi sepi ini sudah terjadi setelah pandemi Covid-19.

Sebelum Covid, sambungnya, volume kendaraan di terminal yang terletak di Kelurahan Petungasri ini berkisar 100 bus. Setelah Covid, angka ini turun drastis: ±15 bus tiap hari!

“Sebelum covid, sekitar 100 bus yang rutin keluar masuk terminal. Pasca covid, rata-rata hanya 15 sampai 20 bus,” ungkapnya.

Berbagai upaya ia lakukan untuk meramaikan kedatangan bus. Mulai dari berkoordinasi dengan petugas terminal Malang sampai menelpon satu persatu sopir bus untuk masuk ke terminal.

“Sering kami menelpon kru bus atau petugas terminal Malang, Sayangnya upaya kami tak membuahkan hasil. Bus yang masuk ke sini masih minim,” paparnya.

Maria melanjutkan, awak bus jurusan Surabaya lebih memilih masuk tol via gerbang Taman Dayu Pandaan. Begitu juga sebaliknya, bus yang menuju Malang lebih memilih keluar di pintu tol Taman Dayu.

“Banyak yang memilih masuk ataupun keluar di pintu tol Taman Dayu. Jadinya sekarang, bus ke Malang paling akhir pukul 15.00-16.00 WIB. Sedangkan yang ke Surabaya pukul 18.00,” paparnya.

Kalau sudah tahu masalahnya, mengapa tidak diambil tindakan? Maria menjelaskan bahwa penertiban trayek bus bukan wewenangnya. Melainkan dari Dinas Perhubungan Provinsi Jatim.

Sementara itu Camat Pandaan Timbul Wijoyo ikut gerah melihat lamanya waktu tunggu calon penumpang. Meski urusan trayek bus bukan wewenangnya, tapi ia menegaskan punya kepentingan dengan keberadaan terminal.

“Kalau bus gak masuk terminal, lama-lama calon penumpang juga malas nunggu di terminal. Dampak lebih luas, pedagang pun ikut pindah. Mau jadi apa terminal kalau terus-terusan begini,” tegasnya.

Mantan Plt. Camat Gempol itu sampai geleng-geleng kepala melihat raut wajah calon penumpang yang nano-nano karena bosan menunggu.

“Bisa dilihat sendiri tadi bagaimana respon calon penumpang. Ada yang kesal, bosan, pasrah, bahkan ada yang sampai tidur,” jelasnya.

Dalam waktu dekat, ia akan berkonsultasi dengan Bupati Pasuruan dan akan menyurati Dinas Perhubungan Provinsi Jatim. Ia meminta solusi secepatnya agar terminal bisa ramai seperti sebelum Covid-19.

“Jelas kami akan bertindak. Kami akan mengirimkan surat ke Dinas Perhubungan Jatim. Kami minta harus ada solusi. Secepatnya,” pungkasnya.

Jurnalis: Indra

Share this content:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!